Sangatta – Festival seni tahunan Magic Land Kutai Timur 2025 resmi ditutup pada Minggu (16/11/2025) malam di Jogging Track Polder Ilham Maulana, Sangatta Utara. Penutupan berlangsung semarak di tengah sorotan lampu panggung dan antusiasme masyarakat, menjadi penanda suksesnya tiga hari pelaksanaan kegiatan budaya tersebut.
Dalam suasana yang penuh apresiasi terhadap seni lokal, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur, Mulyono, tampil sebagai sosok sentral yang menyampaikan pesan penting seputar makna keberagaman dan pentingnya wadah ekspresi kreatif.
“Festival Magic Land ini sebagai wadah dan promosi budaya Kutim. Kami berharap tahun depan bisa lebih meriah lagi,” ujar Mulyono di hadapan tamu undangan dan pelaku seni.
Ia menjelaskan bahwa sejak pertama kali digelar pada 2022, Festival Magic Land telah menjadi ajang strategis untuk memperkuat ekonomi kreatif, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam pelestarian budaya. Berbagai kegiatan digelar selama festival, mulai dari lomba seni tari, pertunjukan musik etnik, fashion show, hingga pameran kreatif.
Menurut Mulyono, keberagaman budaya dari berbagai suku yang mendiami Kutim adalah kekuatan besar yang harus terus dipupuk. Festival ini, kata dia, menjadi ruang edukatif dan apresiatif bagi publik untuk mengenal lebih dekat khazanah budaya lokal, baik dari pesisir, pedalaman, hingga komunitas Nusantara.
“Kami menyambut baik peran serta masyarakat dan antusiasme para seniman muda. Ini jadi bukti bahwa budaya di Kutai Timur masih hidup dan berkembang,” tambahnya.
Disdikbud Kutim menegaskan komitmennya untuk menjadikan Magic Land sebagai agenda tahunan yang tidak hanya meriah secara visual, tetapi juga bernilai edukatif, kolaboratif, dan terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman.
Dengan penutupan yang meriah dan partisipasi lintas generasi, Festival Magic Land 2025 sekali lagi menegaskan dirinya sebagai panggung budaya yang inklusif dan membanggakan bagi Kutai Timur. (ADV).


