Ads

Distransnaker Kutim Dorong Budaya Kerja Ramah Gender di Industri

Sangatta – Dalam upaya memperkuat kesetaraan dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Kutai Timur tengah mendorong penerapan budaya kerja ramah gender di sektor industri. Langkah ini menjadi bentuk nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) untuk memastikan seluruh pekerja, termasuk perempuan, mendapatkan perlakuan yang adil dan setara dalam lingkungan kerja.

Kepala Distransnaker Kutim, Roma Malau, menegaskan bahwa peran perempuan dalam dunia kerja tidak boleh lagi dianggap sebelah mata. Menurutnya, kontribusi tenaga kerja perempuan sangat besar terhadap pertumbuhan perusahaan maupun kemajuan daerah.

“Perempuan adalah bagian penting dari keberhasilan perusahaan dan kemajuan bangsa. Karena itu, mereka harus diberi kesempatan dan perlakuan yang adil di tempat kerja,” ujar Roma.

Meski saat ini Kutim belum memiliki regulasi daerah spesifik terkait proporsi tenaga kerja perempuan, Roma menjelaskan bahwa sebagian besar perusahaan telah menjalankan perlindungan sesuai ketentuan nasional. Hak-hak mendasar seperti cuti melahirkan, perlindungan kerja malam, serta jaminan keselamatan kerja bagi tenaga kerja perempuan telah diterapkan secara konsisten.

“Mereka sudah menjalankan hak‑hak dasar seperti cuti melahirkan, perlindungan kerja malam, dan hak lainnya sesuai undang‑undang,” jelas Roma.

Sebagai langkah preventif dan edukatif, Distransnaker Kutim secara berkala melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan untuk mencegah diskriminasi berbasis gender. Hal ini bertujuan agar semua pekerja, baik laki-laki maupun perempuan, dapat bekerja dalam suasana aman, sehat, dan berkeadilan.

“Kami ingin memastikan semua pekerja, termasuk perempuan, bekerja dengan aman dan hak‑haknya terlindungi,” tambahnya.

Roma juga menyampaikan bahwa dalam jangka panjang, nilai-nilai kesetaraan gender harus diintegrasikan ke dalam budaya organisasi perusahaan. Ia meyakini bahwa budaya kerja yang mengakui dan menghargai peran perempuan akan berdampak positif terhadap produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja secara menyeluruh.

Dengan pendekatan sistematis ini, Pemkab Kutim berharap dapat mengubah paradigma lama bahwa pekerjaan di sektor industri hanya milik laki-laki. Kolaborasi lintas gender dinilai sebagai kunci keberhasilan dalam menciptakan sektor kerja yang produktif dan berkelanjutan.

Melalui pembinaan berkelanjutan, Distransnaker berupaya menciptakan lingkungan kerja yang bukan hanya inklusif dalam regulasi, tetapi juga terasa ramah dalam keseharian budaya kerja perusahaan.

Di tengah perkembangan sektor industri yang pesat di Kutim, penerapan prinsip kerja ramah gender diyakini akan menghasilkan efek domino: meningkatnya partisipasi perempuan di sektor formal, meningkatnya kualitas SDM, dan tercapainya target pembangunan daerah yang berkeadilan sosial. (ADV).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *