Otman Ralibi, Jembatan Etik Media dan Hukum di Bojonegoro

Bojonegoro – Dalam diamnya gaya bicara dan sikap penuh perhitungan, Otman Ralibi menyimpan dua dunia yang sama-sama ia tekuni: ruang sidang dan ruang redaksi. Dari seorang pengacara, kini ia menjadi pembina Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Bojonegoro—membuktikan bahwa jalan hidup bisa menyatukan idealisme masa muda dan tanggung jawab profesi.

Otman bukan sosok asing bagi masyarakat hukum di Bojonegoro. Namun di balik toga hitam dan berkas perkara, tersimpan kisah lamanya bersama dunia jurnalistik. “Dulu saya memang sempat terlibat di dunia jurnalistik. Pernah aktif di harian Memorandum, sambil kuliah,” tuturnya santai saat berbincang dengan pengurus JMSI di sebuah kafe, Sabtu (12/4/2025).

Cita-citanya waktu itu terbilang tinggi: menjadi wartawan Istana Merdeka. Namun, nasihat dari sang paman, Agil Haji Ali—tokoh media di lingkungan keluarga—mengubah arah hidupnya. “Katanya nggak pas kalau saya jadi wartawan,” kata Otman mengenang.

Ia pun memilih jalan hukum, tempatnya kini memperjuangkan keadilan dan melindungi hak-hak klien. Meski demikian, kecintaannya pada dunia jurnalistik tak pernah surut. Ketika JMSI Bojonegoro menawarinya posisi pembina, ia menerima tanpa ragu. Baginya, media lokal membutuhkan pendampingan dari figur yang memahami dinamika hukum dan etika jurnalistik.

“Media lokal, apalagi di era digital, butuh pendampingan yang paham etika, hukum, dan semangat jurnalisme. Saya rasa saya bisa berkontribusi di situ,” ujarnya.

Ia menyoroti pentingnya pelindungan hukum terhadap jurnalis dan media, terutama dalam isu hak jawab, penyalahgunaan informasi, hingga potensi kriminalisasi. Otman berharap perannya di JMSI dapat memperkuat fondasi profesionalisme media lokal sekaligus menjadi pagar etika dan hukum yang kokoh.

“Jurnalisme yang sehat itu penting untuk demokrasi. Tapi juga harus punya fondasi hukum yang kuat agar tidak mudah diganggu atau disalahgunakan,” tegasnya.

Kini, Otman Ralibi berdiri sebagai jembatan dua ranah yang dulu dianggap tak mungkin ia jalani bersamaan. Ia bukan sekadar pembina organisasi media, tapi juga penegak integritas, dengan semangat muda yang tak pernah benar-benar ia lepaskan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *