Ads

Festival Laut Kutim 2025, Ajang Bahari yang Hidupkan Ekonomi Pesisir

Sangatta – Pagi yang cerah di Pelabuhan Kenyamukan, Sangatta, Sabtu (18/10/2025), disambut meriah oleh sorak semangat nelayan dan masyarakat pesisir. Deretan kapal hias berjajar di sepanjang dermaga, menandai dimulainya Fishing Tournament Bupati Cup 2025, yang tahun ini dikemas lebih meriah layaknya Festival Laut Kutai Timur (Kutim).

Sebanyak 65 tim pemancing dari berbagai kecamatan di Kutim mengikuti ajang tersebut. Tak hanya sekadar kompetisi, kegiatan ini membawa semangat baru untuk menghidupkan potensi bahari, mempererat solidaritas antarnelayan, dan menggeliatkan ekonomi pesisir.

Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, yang membuka langsung kegiatan tersebut, mengatakan bahwa turnamen memancing ini merupakan simbol kebangkitan semangat bahari Kutai Timur. “Laut bukan hanya sumber kehidupan, tapi juga jantung ekonomi rakyat pesisir. Kita ingin laut Kutim menjadi ruang harapan bagi masyarakat untuk maju bersama,” ujarnya di hadapan peserta.

Ardiansyah menegaskan, pemerintah daerah berkomitmen memperkuat sektor kelautan melalui pengembangan industri perikanan terpadu, pelatihan nelayan muda, dan promosi wisata bahari berkelanjutan. Ia juga memaparkan rencana jangka panjang Pemkab Kutim untuk menggelar International Fishing Tournament 2028, yang diharapkan mampu membawa nama Kutai Timur dikenal sebagai destinasi bahari unggulan di Indonesia Timur.

Acara yang turut dihadiri Wakil Bupati Mahyunadi, Ketua DPRD Jimmi, Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Fajar Yuswantoro, Kapolres AKBP Fauzan Arianto, dan Kadispora Basuki Isnawan ini berlangsung penuh semangat kebersamaan. Pemerintah daerah melihat kegiatan seperti ini sebagai wadah yang efektif untuk memupuk rasa bangga terhadap potensi kelautan lokal.

Ketua Panitia, Husalfa dari Asosiasi Permancingan Indonesia (APRI) Kutim, menyebut turnamen ini telah menjadi ikon tahunan masyarakat pesisir. “Sejak pertama kali digelar pada 2022, event ini berdampak langsung terhadap ekonomi lokal. Nelayan dapat tambahan penghasilan dari sewa kapal, pedagang pesisir ramai, bahkan UMKM kuliner ikut tumbuh,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Fishing Tournament kini tidak hanya milik komunitas pemancing, tapi juga menjadi pesta rakyat laut yang ditunggu setiap tahun. “Ada semangat kebersamaan yang luar biasa. Dari sini kita lihat bahwa laut bukan sekadar sumber ikan, tapi sumber kebahagiaan dan kebanggaan,” ujarnya.

Sementara itu, Rizal (37), nelayan asal Sangatta Selatan, mengatakan dirinya bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan yang mengangkat harkat nelayan. “Dulu laut hanya tempat kami mencari nafkah. Sekarang, laut juga jadi panggung kebersamaan kami. Semoga kegiatan ini terus ada setiap tahun,” katanya dengan senyum lebar.

Turnamen yang berakhir hingga sore hari itu tak hanya meninggalkan jejak kompetisi, tapi juga pesan penting tentang cinta laut dan kemandirian daerah pesisir. Kutai Timur, dengan gelombang semangat barunya, kembali menegaskan jati diri sebagai daerah bahari yang hidup, produktif, dan penuh harapan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *