Ketua DPRD Kutim Ingatkan Pemuda: Jasmerah Wajib Dipegang Teguh

Sangatta – Matahari mulai turun perlahan saat bendera merah putih diturunkan dengan penuh kehormatan di halaman Kantor Bupati Kutai Timur. Suasana sore itu bukan sekadar peringatan simbolis. Bagi Ketua DPRD Kutim, Jimmi, momentum 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia adalah saat refleksi mendalam: tentang sejarah, tentang pengorbanan, dan tentang apa yang kini harus dilakukan oleh generasi muda.

“Delapan puluh tahun ini bukan waktu yang singkat,” ujar Jimmi dengan nada serius. “Pemuda sebagai pelanjut generasi yang paling matang harus mengisi kemerdekaan ini dengan karya yang bermanfaat bagi masyarakat.”

Usai upacara penurunan bendera yang berlangsung khidmat pada Minggu (17/8/2025), Jimmi menegaskan bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah, melainkan hasil dari perjuangan penuh air mata dan darah. Mengutip semboyan Presiden Soekarno, ia mengingatkan, “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.”

Menurutnya, pemuda harus selalu memegang prinsip Jasmerah, agar semangat perjuangan tetap menyala di tengah tantangan zaman. Ia percaya bahwa hanya dengan kesadaran sejarah, pemuda dapat mengerti tanggung jawabnya sebagai pelanjut bangsa.

“Sejarah memperlihatkan betapa kemerdekaan ini sulit diraih. Sekarang, waktunya kita buktikan dan pertahankan apa yang telah dicapai para pahlawan,” tuturnya.

Tak hanya menyerukan semangat historis, Jimmi juga membawa pesan konkret bagi Kutai Timur. Ia menyebut bahwa daerah dengan sumber daya alam melimpah ini harus mampu menunjukkan kemandirian pangan sebagai bukti bahwa kemerdekaan telah diisi dengan pembangunan nyata.

“Kita tidak lagi mengangkat senjata,” katanya, “tapi bagaimana pemerintah menjamin keberlangsungan hidup masyarakatnya. Kemandirian pangan ini sesuatu yang mungkin terlambat, tetapi harus segera diwujudkan.”

Sebagai bentuk kontribusi konkret, DPRD Kutim saat ini tengah menyusun dua rancangan peraturan daerah (perda) yang saling terhubung: Perda Kepemudaan dan Olahraga serta Perda Industri. Kedua regulasi ini dirancang untuk menyiapkan ruang dan peluang bagi generasi muda Kutim agar terlibat aktif dalam pembangunan daerah.

“Yang mengisi kegiatan industri itu pemuda,” ujar Jimmi. “Mereka yang paling siap sebagai angkatan kerja. Maka perda ini harus jadi fondasi.”

Ia berharap perda tersebut nantinya dapat memfasilitasi pembinaan generasi muda, mulai dari pengembangan potensi olahraga hingga pelatihan vokasi yang relevan dengan industri lokal.

Sore itu, usai semua rangkaian upacara selesai, warga masih berkumpul—ada yang berfoto bersama bendera raksasa, ada pula yang bercengkerama sambil mengenang masa-masa perjuangan orang tua mereka. Semangat kemerdekaan masih terasa nyata di wajah mereka.

“Selama pemuda masih punya semangat, negeri ini tidak akan kehabisan harapan,” tutup Jimmi, sebelum melangkah meninggalkan halaman kantor bupati.

Di usia 80 tahun Indonesia merdeka, seruan Jimmi tak hanya menjadi pengingat sejarah, tapi juga sinyal kuat bahwa masa depan Kutim ada di tangan generasi mudanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *