Sangatta – Denting rebana dan lantunan syair islami menggema dari Masjid Agung Al-Faruq, Sangatta, dalam lomba habsyi yang menjadi puncak perhatian dalam gelaran Pameran Miniatur Sejarah Nabi dan Rasul yang diselenggarakan oleh Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutai Timur, pekan lalu. Dari puluhan peserta yang tampil memukau, dua nama mencuat sebagai bintang: MT Raudhatul Anshor Junior di kategori junior dan Syababur Khair di kategori senior.
Kegiatan yang berlangsung sejak 16 hingga 22 November 2025 ini bukan sekadar pameran sejarah, tapi juga ajang ekspresi seni Islami yang menggugah semangat generasi muda. Lomba habsyi, awalnya hanya dirancang untuk peserta dewasa, justru menjadi magnet setelah banyak peserta muda ikut mendaftar, mendorong panitia membuka kategori junior.
“Awalnya hanya ada satu kategori. Tapi melihat antusias peserta muda, kami putuskan membuka dua kategori agar bakat mereka juga bisa tersalurkan,” ujar Padliyansyah, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutim, Sabtu (22/11/2025).
Penampilan grup MT Raudhatul Anshor Junior dari Sangatta Utara di kategori junior mendapat sorakan meriah dari penonton. Kekompakan, penguasaan syair, dan harmonisasi rebana mereka dinilai sangat matang untuk kelompok usia muda.
Sementara di kategori senior, grup Syababur Khair tampil penuh semangat dan percaya diri. Dengan formasi lengkap dan penguasaan teknik vokal yang solid, mereka mampu memikat dewan juri dan mengungguli sejumlah pesaing dari berbagai wilayah di Kutai Timur.
Lomba habsyi ini menjadi salah satu sesi paling meriah sepanjang pameran. Suara syair pujian kepada Rasulullah, iringan rebana, dan kostum tradisional Islami membuat suasana pameran semakin hidup dan sakral.
Menurut Padliyansyah, kegiatan ini bukan hanya untuk mencari juara, tetapi juga sebagai ruang pembinaan bagi talenta seni Islami sejak dini. Ia berharap, lomba habsyi bisa terus digelar setiap tahun dengan dukungan yang lebih besar dari sekolah dan masyarakat.
“Kami melihat peserta junior sangat berbakat. Mereka adalah bibit-bibit pembaca habsyi masa depan di Kutai Timur,” katanya.
Dengan kemenangan dua grup tersebut, penutupan Pameran Miniatur Sejarah Nabi dan Rasul ditandai dengan rasa bangga atas semangat anak-anak dan remaja dalam melestarikan budaya Islam melalui seni suara dan musik tradisional. (ADV).


