Kediri – Lantunan semangat pemberdayaan menggema di Desa Keniten, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Poltekkes Kemenkes Malang Kampus IV Kebidanan Kediri kembali menggelar Program Wilayah Binaan (Binwil) tahun ke-4, Kamis (18/9/2025), dengan mengusung tema pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak untuk menunjang transformasi kesehatan nasional.
Kegiatan ini resmi dibuka oleh Rahajeng Siti Nur Rahmawati, SST., M.Keb., Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Kediri, dihadiri sekitar 100 ibu dari Desa Keniten. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa program kali ini menyasar pendampingan ibu hamil risiko tinggi, balita stunting, hingga edukasi pencegahan diabetes melitus berbasis kearifan lokal.
“Kami mengusung tema Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak untuk Menunjang Transformasi Kesehatan. Kegiatannya beragam, dari kelas ibu hamil, yoga, hingga edukasi pola makan sehat,” ungkap Rahajeng.
Tak hanya menyentuh aspek kesehatan, program ini juga menggandeng Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Kediri untuk melatih UMKM mengolah bahan pangan lokal seperti tahu, tempe, singkong, dan tiwul menjadi menu sehat bernilai ekonomi. Langkah ini diyakini mampu menguatkan ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Menurut Retno Nur Azizah, SKM., M.Kes., Ketua Tim Kerja Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, hasil program selama dua tahun terakhir sangat signifikan. “Angka kematian ibu, kematian bayi, hingga stunting berhasil nol. Bahkan pernikahan dini juga turun drastis. Ini bukti perubahan pola pikir masyarakat,” jelasnya.
Arik Suryani, Kepala Desa Keniten, menilai keberlanjutan program jauh lebih efektif daripada sekadar sosialisasi. “Pengetahuan ibu-ibu meningkat, dampaknya langsung terasa pada kesehatan keluarga,” ujarnya.
Program ini melibatkan sekitar 150 mahasiswa Poltekkes dari Prodi Kebidanan dan Gizi yang diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pendampingan rumah ke rumah. Mereka juga membentuk grup komunikasi warga guna memastikan praktik hidup sehat berlanjut setelah kegiatan berakhir.
“Manfaatnya luar biasa bagi desa kami, karena wilayah ini paling luas dengan kasus kesehatan terbanyak,” kata Latifa Nur Asiani, KTU Puskesmas Mojo.
Siti Monawaroh, Bidan Koordinator Puskesmas Mojo, menambahkan bahwa kehadiran 80 mahasiswa calon bidan sangat membantu dalam pendampingan berjenjang. “Harapannya, tidak ada lagi kematian ibu dan bayi. Ibu hamil sehat, bayi hebat,” tutupnya.
Dengan kolaborasi multipihak dan pendekatan berbasis potensi lokal, Program Wilayah Binaan di Keniten diharapkan mampu mencetak generasi sehat, menekan angka stunting, serta mencegah penyakit tidak menular seperti diabetes melitus. Semua ini sejalan dengan visi transformasi kesehatan Indonesia menuju masyarakat yang mandiri, sehat, dan berdaya.


