Sangatta – Di tengah ketatnya persaingan dalam ajang Sangatta Open Handicap 2025, harapan besar muncul: mencetak atlet biliar muda Kutim yang mampu bersinar di kancah regional bahkan nasional. Turnamen yang digelar di venue baru Fourty Five Biliar, Sangatta Utara, pada 10–16 November 2025, tidak hanya menyuguhkan adu strategi tingkat tinggi, tapi juga menjadi momentum pembinaan olahraga berkelanjutan.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutim, Basuki Isnawan, menyebutkan bahwa kehadiran venue representatif menjadi langkah penting dalam membentuk mental juara sejak dini.
“Tempatnya bagus. Harapan kita anak-anak juga bisa bagus. Kalau mereka terbiasa bertanding di tempat yang representatif, mental bertanding mereka akan terbentuk,” ujarnya, Minggu (16/11/2025).
Basuki menambahkan bahwa pembangunan fasilitas olahraga berdampak ganda. Selain untuk prestasi, venue seperti ini bisa menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi lokal, menarik pelaku usaha kecil dan menengah di sekitarnya.
Ketua KONI Kutim, Rudi Hartono, menilai turnamen ini sebagai bagian dari strategi persiapan menghadapi Pra Porprov, dengan biliar sebagai salah satu cabang unggulan. Pada Porprov sebelumnya, Kutim mengoleksi 12 medali dari cabang ini.
“Kesempatan ini harus dimanfaatkan. Target kami meloloskan sebanyak mungkin atlet,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua POBSI Kutim, Narto Bulang, mengingatkan bahwa batas usia peserta Pra Porprov kini maksimal 30 tahun. Hal ini, katanya, menuntut percepatan pembinaan atlet usia muda.
“Ini PR besar pembinaan usia dini. Saya yakin tempat ini akan lahirkan atlet muda yang membanggakan Kutai Timur,” ungkapnya.
Pelatih lokal, Bambang, juga menyoroti antusiasme peserta. Dengan hadiah total Rp245 juta dan format sistem gugur sejak babak 64 besar, turnamen ini menjadi magnet bagi pemain muda dari Kutim dan luar daerah.
“Harapannya muncul bibit-bibit baru untuk Kutim dan Kaltim,” ucap Bambang.
Turnamen ini menjadi titik temu strategis antara Dispora, KONI, dan POBSI Kutim, yang bersama-sama merumuskan arah pembinaan olahraga jangka panjang berbasis fasilitas dan pembinaan berkelanjutan.
Dengan kolaborasi antara sektor publik dan swasta, Sangatta Open Handicap 2025 tidak hanya mencetak juara turnamen, tapi juga mempersiapkan generasi emas atlet biliar Kutim di masa depan. (ADV).


