Ads

UNESA Bekali BMT Surabaya Ilmu Risiko Bisnis dan Tata Kelola

Surabaya – Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali menunjukkan peran aktifnya dalam pemberdayaan masyarakat. Melalui Program Studi S3 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNESA menggelar Pelatihan Manajemen Risiko Bisnis untuk pengurus Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) di Surabaya, Rabu (20/8/2025).

Acara yang dipusatkan di BMT Sri Sejahtera Div Made ini diikuti pengurus koperasi syariah dari Forum Koperasi Syariah Jawa Timur. Tujuannya, memperkuat kapasitas kelembagaan koperasi agar lebih tangguh menghadapi risiko dan kompetisi usaha yang kian ketat.

Ketua Bidang Organisasi dan SDI Forum Koperasi Syariah Jawa Timur, H. Muzaki, menyampaikan apresiasinya atas dukungan dunia akademik. “Pelatihan ini sangat penting bagi kami sebagai pengelola BMT. Dengan memahami manajemen risiko bisnis, kami berharap bisa lebih baik dalam menghadapi tantangan dan menjaga keberlanjutan koperasi,” ujarnya.

Koordinator Program Studi S3 Manajemen UNESA, Prof. Dr. Dewie Tri Wijayati Wardoyo, M.Si., menegaskan pelatihan ini menjadi bukti nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung ekonomi syariah. “Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan BMT Surabaya. Ilmu yang diperoleh di sini diharapkan bisa langsung diterapkan untuk meningkatkan efektivitas operasional koperasi, terutama dalam menghadapi risiko,” katanya.

Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. Nadia Asandimitra, S.E., M.M., menekankan bahwa jumlah BMT di Indonesia yang mencapai 4.500 unit, menurut data KNEKS, menuntut pengelolaan yang profesional. “Persaingan di sektor ini sangat tinggi. BMT harus terus berinovasi agar relevan dan efisien. Pengetahuan tentang inovasi produk, tata kelola, dan manajemen risiko sangatlah krusial,” jelasnya.

Empat pakar hadir sebagai narasumber, yakni Prof. Dewie Tri Wijayati (Manajemen Risiko dan Strategik), Prof. Hariyati (Tata Kelola Koperasi Syariah), Dr. Ratih Amelia (Inovasi Koperasi Syariah), serta Prof. Abdul Mongid (Manajemen Risiko Kredit).

Antusiasme peserta terlihat jelas. Salah satu pengurus, Achmad Muchlisin, menilai pelatihan rutin semacam ini sangat diperlukan, terutama terkait pencegahan Non Performing Loan dan praktik fraud. Sementara peserta lain, Sunoyo, berharap topik legalitas koperasi syariah turut menjadi bahasan penting pada pelatihan berikutnya.

Dengan bekal ilmu manajerial dan semangat kolaborasi, koperasi syariah di Jawa Timur diharapkan mampu menjaga keberlanjutan usaha sekaligus memperkuat perannya dalam pemberdayaan ekonomi umat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *