Sangatta – Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur (Dinkes Kutim) terus memperkuat komitmen dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat melalui program Open Defecation Free (ODF) atau Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Program ini menjadi prioritas utama demi mewujudkan sanitasi yang layak dan perilaku hidup bersih di seluruh desa di Kutim.
Plt Kepala Dinkes Kutim, Sumarno, menegaskan bahwa pencapaian status ODF bukan hanya tentang pembangunan fisik seperti jamban sehat, tetapi juga menyangkut perubahan perilaku masyarakat.
“Kita sedang kejar agar semua desa di Kutim capai status ODF. Artinya, tidak ada lagi warga yang buang air besar di sembarang tempat, baik sungai, kebun, maupun area terbuka lainnya,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/11/2025).
Menurut Sumarno, keberhasilan program ODF sangat dipengaruhi oleh pendekatan edukatif dan partisipatif. Karena itu, pihaknya terus menjalin kolaborasi erat dengan pemerintah desa, puskesmas, kader kesehatan, dan tokoh masyarakat dalam upaya penyadaran pentingnya sanitasi sehat.
Dinkes Kutim juga menggencarkan sosialisasi serta mendukung pembangunan infrastruktur dasar seperti penyediaan air bersih dan fasilitas sanitasi layak.
“Ini bukan hanya soal jamban, tapi soal kesadaran. Kalau semua komponen bergerak, kita optimis bisa wujudkan desa-desa ODF,” tegasnya.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa keberhasilan program ini berkontribusi besar dalam menurunkan angka kasus diare, stunting, dan penyakit berbasis lingkungan lainnya. Sehingga, ODF bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga bagian integral dari pembangunan kesehatan masyarakat berkelanjutan.
Sumarno berharap, dalam waktu beberapa tahun ke depan, seluruh desa di Kutim dapat mendeklarasikan status ODF secara resmi. Ia meyakini bahwa pencapaian ini akan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat desa secara signifikan (ADV)
