Sidoarjo – Sebuah kisah pelayanan kesehatan penuh kepedulian datang dari Puskesmas Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, pada Senin (8/9/2025). Seorang bocah bernama Muhammad Sakhi (12) yang mengalami mual, muntah, dan kondisi tubuh lemas, segera mendapat penanganan darurat di ruang UGD, meski kartu BPJS keluarganya berstatus nonaktif.
Ibunda pasien, Novita, mengaku sangat bersyukur atas tindakan cepat tenaga medis. Menurutnya, kendala administrasi akibat keterbatasan ekonomi sempat membuat dirinya cemas tidak bisa memberikan layanan medis yang layak untuk putranya.
“Alhamdulillah, pelayanan Puskesmas Gedangan cepat tanggap. Putra saya di ruang UGD langsung ditindaklanjuti atas keluhannya. Sebelumnya permasalahannya karena BPJS saya sekeluarga tidak aktif. Setelah diperiksa, anak saya diberi surat untuk ke laboratorium guna pemeriksaan lebih lanjut,” ungkap Novita kepada wartawan.
Novita juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, serta Puskesmas Gedangan yang telah memfasilitasi layanan kesehatan bagi keluarganya. Ia berharap langkah serupa bisa terus diberikan bagi masyarakat lain yang menghadapi kendala serupa.
Kepala Puskesmas Gedangan, dr. B. Irawatyratna, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh warga tanpa terkecuali. Menurutnya, kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas utama, sementara kendala administrasi akan dikoordinasikan dengan dinas terkait.
“Tidak usah khawatir, kita bantu karena ini demi kesehatan masyarakat, khususnya warga Gedangan. Nanti akan kami koordinasikan dengan Dinas terkait,” tegas dr. Ira, sapaan akrabnya.
Sementara itu, konfirmasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo belum dapat dilakukan karena yang bersangkutan tengah menghadiri kegiatan dinas. Staf Dinas Kesehatan, Ifa, menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran kepala dinas dalam memberikan keterangan lebih lanjut.
Kasus ini menjadi potret nyata pentingnya kehadiran layanan kesehatan yang humanis. Respons cepat dari Puskesmas Gedangan tidak hanya menyelamatkan pasien, tetapi juga menjadi harapan baru bagi masyarakat kecil yang kerap terkendala persoalan administrasi dalam mengakses layanan kesehatan.
